Kuasa Hukum Ibu ES Miris Lihat Istri Gubernur Riau, Hadir di Fesyen Show Tapi Abai Nasib Batik Riau
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU – Topan Meiza Romadhon SH, MH, Kuasa Hukum ibu ES (60), tak kuasa menahan kekecewaannya selepas acara Riau Lawyer Club yang ditaja oleh salah satu stasiun televisi lokal di Riau, pada, Minggu (4/4/21).
Dimana didalam acara itu, ia menyampaikan kekecewaannya kepada Misnarni Syamsuar selaku istri Gubernur Riau. Lantaran Misnarni Syamsuar terkesan abai dengan nasib ibu ES pencipta karya batik Riau yang produknya ternyata sudah dicatatkan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) oleh seorang pengusaha garmen asal Bandung. Dan hingga kini Misnarni Syamsuar belum mengeluarkan sikap apa pun terkait kasus tersebut.
Sikap diam istri orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning itu kata Topan, sangat kontra produktif dengan kegiatan Riau International Feysen yang dihadiri langsung oleh istri Gubernur tersebut.
“Bagi kami, ini seperti pilih kasih. Yang sedang dirundung masalah seakan dibiarkan begitu saja, dan yang sedang aman-aman saja, didukung penuh,” ujar alumni Universitas Islam Indonesia tersebut kepada wartawan, Senin pagi, (5/4/2021).
Diungkapkan Topan, sebelumnya dia bersama kliennya ibu ES pernah menghadap langsung ke istri Gunernur Riau, Misnarni Syamsuar selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Riau.
Tujuannya agar ada dukungan dan turut andil memperjuangkan “pengembalian” motif batik yang sudah pernah dicatatkan HaKI nya oleh Dekranasda Riau di tahun 2007.
Dimana terang Topan, motif diatas kain batik siswa SD hingga SMA/SMK di Pelalawan dan Pekanbaru, diklaim dan dimiliki oleh seorang pengusaha Bandung.
“Kami belum mendapatkan informasi, apakah 44 motif batik yang pernah didaftarkan oleh Ibu Hajjah Septina Primawati Rusli (istri Gubernur Riau semasa itu, red) melalui Dekranasda Riau sekitar 14 tahun silam itu menggunakan dana APBD Riau atau bukan. Karena jika menggunakan dana APBD Riau, jika tidak berupaya membatalkan klaim tersebut, maka terkesan telah terjadi pembiaran terhadap asset kita " terang Topan.
Namun lanjut Topan, anehnya lagi, istri Gubernur Riau selaku Ketua Dekranasda Riau dan undangan lainnya bisa bahagia menghadiri sebuah acara feysen show batik, yang di dalamnya juga ada batik Riau.
Akan tetapi lanjut Topan, di satu sisi Misnarni Syamsuar seakan tidak mau peduli terhadap persoalan yang sedang mendera kliennya ibu ES karena akan beresiko hilangnya 3 motif Dekranasda dan sudah dicatatkan HaKI nya oleh kepengurusan yang lampau.
Ditambahkannya, semestinya, dalam pagelaran Batik tersebut, Ketua Dekranasda Riau dapat mengusulkan kepada Yayasan Penaja, untuk mengundang bu ES sebagai inspirator berkembangnya motif batik Riau pada baju anak-anak sekolah di Pekanbaru dan Pelalawan.
“Dalam acara tadi kita semua mendengar bahwa, LAM Riau melalui T. Edy Sabli serta Ketua Harian Dekranasda Riau memberikan apresiasi penuh kepada bu ES. Bahkan Ketua Harian Dekranasda mengugkapkan bahwa, di tangan ibu ES lah motif batik Riau berkembang massif, melalui seragam anak-anak kita. Walau pun kegiatan tersebut milik Yayasan tertentu, tapi harusnya ibu Gubernur Riau selaku ibu masyarakat Riau, mengampanyekan pengembalian motif-motif milik Riau tersebut. Atau mungkin karena ibu ES ini bukan orang yang berada sehingga dapat ditinggalkan begitu saja? " terang Topan.
"Saya mengajak semuanya, mari ingatkan Gubernur Riau, juga Isterinya yang menjabat sebagai Ketua Dekranasda Riau, diantara glamournya acara yang beliau hadiri semalam, ada seorang ibu yang juga ikut memperjuangkan berkembangnya Batik Riau, menanti pembelaan dari mereka. Tak elok rasanya, meninggalkan rakyat yang sedang dirundung masalah, apalagi terkait seni dan budaya kita,” tandasnya.
Diterangkan Topan bahwa dari tanggal 1 hingga 4 April 2021 lalu, di sebuah Mal Pekanbaru, telah berlangsung Riau International Fashion Festival.
Dikutip dari media pemberitaan kata terang Topan, pembukaan acara tersebut dihadiri langsung istri Gubernur Riau, Misnarni Syamsuar sebagai penasehat Yayasan Pesona Kreasi Riau dan Ketua Pesona Kreasi Riau Amnah Awaloeddin.
Kegiatan ini juga diikuti 21 orang desainer baik dari luar Riau, mancanegara dan desainer lokal Riau dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Desainer luar Riau yang meramaikan acara ini di antaranya, Erdan (Jakarta), Dana Duriyatna (Jakarta), Ary Arka (Jakarta), Leny Rafael (Jakarta), Malik Moestaram (Bandung), Delia Septianti (Jakarta), Micky (Jakarta), Sugeng Waskito (Jogjakarta), Dadang Kosedarto (Jogjakarta), Yuni Pohan (Medan), Angel Atelier (Medan), dan Ida Giriz Lampung. Desainer mancanegara yang turut berpartisipasi adalah Heri Bisma (Paris, Prancis), Has Fitri Yusof (Kuala Lumpur, Malaysia), dan Dicky Ishak dari Singapura.
Sedangkan, desainer lokal Riau adalah Neha (Pekanbaru), Nova Nursyamsi (Pekanbaru), Rini Widiantari (Pekanbaru), Secha (Pekanbaru), Rico BJ (Pekanbaru), dan Muhammad Abyan Syah (Pekanbaru).
Tulis Komentar